Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Buku Radikalisme Lokal: Oposisi dan Perlawanan terhadap Pendudukan Jepang di Jawa (1942-1945)

Judul: Radikalisme Lokal: Oposisi dan Perlawanan terhadap Pendudukan Jepang di Jawa (1942-1945)
Editor: Anton Lucas.
Penerbit: Syarikat
Kondisi: Stok lama (bagus)
WA 085225918312

Studi mengenai revolusi Indonesia bisa dikatakan adalah sebuah studi klasik dari penelitian-penelitian yang dilakukan oleh generasi pengkaji Indonesia setelah George Mc. T. Kahin yang mempelopori kajian Revolusi Indonesia dan mendirikan Cornell Modern Indonesia Project di Universitas Cornell pada 1954 di Ithaca, New York. Kajian revolusi dengan berbagai pendekatan banyak lahir dari pusat kajian ini dan generasi pengkaji Indonesia bermunculan dengan minat studinya masing-masing. Dalam dekade selanjutnya studi tentang Indonesia juga dikembangkan di Australia, dimana beberapa mahasiswa Australia juga melakukan kajian tentang Indonesia. Salah satunya adalah Anton Lucas, editor buku ini. Anton Lucas dikenal dalam ilmu sosial Indonesia melalui studi sejarahnya tentang revolusi sosial di Tiga Daerah (Pemalang, Tegal dan Brebes). Ciri studi Anton Lucas dalam historiografi revolusi Indonesia, menurut Sartono Kartodirdjo, sejarawan ternama Indonesia, adalah pada aspek lokalitas dan metode yang digunakannya, yaitu oral history atau sejarah lisan. Dalam perspektif yang sama pula, walaupun buku ini berupa kumpulan tulisan, yang sebagian besar ditulis survivor zaman Pendudukan, disunting Anton Lucas dan diberikan konteks/analisis dalam Bab yang ditulisnya, tetap merekam peran aktor-aktor lokal dalam geliat revolusi sosial.

Pada awalnya naskah bahasa Inggris buku ini ada di dalam daftar dari buku referensi yang dikumpulkan Syarikat Indonesia ketika memulai usaha penelitian kembali tentang peristiwa 1965 di beberapa lokasi di Jawa pada 2003. Melihat signifikansinya dengan upaya Syarikat Indonesia untuk mengimbangkan sejarah Indonesia yang timpang, dimana terjadi ketidakjernihan dalam melihat masa lalu sebagai bangsa, maka kami memasukkan buku ini sebagai salah satu buku yang harus diterbitkan. Alasannya adalah seringkali golongan kiri diingkari dalam sejarah pembentukan Indonesia sebagai bangsa. Sejarah resmi yang diciptakan Orde Baru adalah sejarah pengingkaran peran, bukan hanya peranan golongan kiri, tetapi juga terhadap golongan yang lain, seperti golongan agama, juga pada tingkat tertentu juga terhadap golongan nasionalis, yang tujuannya menyasar pada pengecilan peranan Sukarno sebagai bapak bangsa yang sekaligus bapak nasionalisme Indonesia.

Historiografi Indonesia semasa Orde Baru telah dibuat sedemikian selektif, peranan dalam semua ruang perjuangan revolusi dan masa pembentukan bangsa sesudahnya didominasi oleh peranan militer sebagai penjaga kestabilan dari dinamika revolusi dan demokrasi. Buku yang disunting oleh Anton Lucas ini menunjukkan kompleksitas dalam historiografi Indonesia sekaligus juga menantang teori-teori sosial yang sebelumnya telah terlanjur menjadi tipikal ideal dari polarisasi ataupun fragmentasi rakyat Indonesia.

Pengalaman zaman Jepang diakui oleh para sejarawan sebagai penggalan sejarah yang sedikit mempunyai sumber tertulis, baik itu berupa dokumen atau laporan-laporan sezaman. Ini adalah periode terpendek dari penjajahan oleh bangsa lain di Nusantara, tetapi justru pada masa inilah pembentukan Indonesia sebagai bangsa mendapatkan ruangnya. Masa ini pula, dalam cerita keseharian orang-orang tua yang pernah hidup pada zaman Pendudukan adalah masa suram, dimana cerita tentang kesengsaraan, kelaparan dan kerja paksa yang penuh penderitaan menjadi cerita tutur antar generasi. Namun demikian, dalam keadaan yang demikian generasi baru pergerakan memainkan peranan penting dalam episode menjelang dan saat Proklamasi Kemerdekaan. Kesuraman telah memunculkan kepahlawanan dan keteladanan.

Dalam perspektif yang lain, para penulis Indonesia dalam buku ini adalah orang-orang yang bukan hanya sejarahnya yang diingkari tetapi keberadaannya sebagai manusia Indonesia juga mengalami pengingkaran. Mereka bagian dari orang-orang yang mengalami stigmatisasi pasca Peristiwa 1965 dan mengalami dehumanisasi selama masa Orde Baru sebagai warga negara kelas setengah, setengah warga negara dan setengah bukan warga negara. Jadi sumbangan buku ini bagi historiografi Indonesia bukan hanya memberikan suara bagi aktor-aktor lokal dalam nadi revolusi sosial Indonesia, dimana kebanyakan dari mereka bukanlah nama-nama terkenal dan sedikit kaum yang terdidik. Mereka adalah yang berimajinasi tentang perubahan sosial radikal, yang ingin merombak ketimpangan menjadi kesetaraan dan Rakyat mendapatkan kedaulatannya. Lebih dari itu semua, buku ini membantu para survivor itu untuk mendapatkan kembali haknya, hak atas sejarah dan pengalamannya yang turut bergulat bagi terbentuknya Republik, dimana sebagian dari mereka tak selamat atau justru menjadi tumbal bagi negerinya sendiri.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Anton Lucas yang mempercayakan buku ini untuk diterbitkan oleh Syarikat Indonesia. Melalui sebuah proses yang panjang, dimana penambahan bab baru ataupun perubahan kutipan hasil wawancara dan proses koreksi naskah asli berbahasa Indonesia, hampir-hampir membuat buku ini tidak bisa lagi dikatakan sebagai buku terjemahan. Penerbitan buku ini juga bersamaan dengan Anton Lucas pensiun sebagai pengajar di Departemen Studi dan Bahasa Asia, Universitas Flinders, Adelaide, Australia Selatan, sehingga penerbitan buku ini sekaligus merupakan bentuk penghormatan terhadap sumbangan pengetahuan dan karyanya bagi publik Indonesia. Walaupun kami percaya tidak ada kata pensiun untuk seorang yang bergulat bagi ilmu dan kemanusiaan seperti Anton Lucas.
Pesan Sekarang