Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Kemiskinan Global: Kegagalan Model Ekonomi Neoliberalisme

Judul: Kemiskinan Global: Kegagalan Model Ekonomi Neoliberalisme
Penulis: Jeremy Seabrook
Penerbit: Resist Book, 2006
Tebal: 196 halaman
Kondisi: Stok lama (bagus)
Harga: Rp. 40.000 (blm ongkir)
Order: SMS/WA 085225918312


Ada anggapan, jika suatu negara meniru cara yang telah dijalankan Barat, atau mengadopsi pola Barat, negara tersebut akan menjadi negara kaya dan makmur. Karena itu, beberapa negara berkembang sedang menyiapkan dokumen-dokumen strategi untuk pengurangan kemiskinan, sebagai syarat untuk mengakses bantuan yang longgar dan pengurangan utang.

Menurut Jeremy Seabrook, penulis buku ini, anggapan itu salah besar. Sebab, kemiskinan merupakan salah satu fenomena global yang tidak hanya dialami oleh negara-negara yang notabene miskin tetapi juga dialami oleh negara-negara kaya. Seperti AS dan negara-negara Eropa lainnya.

Tapi, di negara kaya orang miskin tak terlihat, AS dan Eropa misalnya, telah menjalankan trik pelenyapan atas orang miskin. Orang miskin di sana dikurung dalam statistik, hingga mereka meledak dalam kejahatan yang mengerikan, kerusuhan, gangguan rasial, polisi menyerbu rumah-rumah pedagang obat bius, atau holigan sepak bola. Orang miskin di sana bukanlah bagian dari masyarakat arus utamanya yang makmur, sibuk dan riang.

Awalnya kita menduga bahwa AS dan Inggris adalah sebuah negara yang tidak dilanda kemiskinan dan pengangguran. Karena kaum miskin di sana hampir tidak pernah dimunculkan di media massa, baik media cetak maupun elektronik.

Dalam buku setebal 196 halaman ini, kita disuguhi berbagai fenomena, dari kemiskinan, pengangguran, kejahatan, hingga upah yang sangat rendah terhadap orang miskin. Masalah ini terjadi di seluruh dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang. Secara keseluruhan buku ini telah membuka mata kita betapa butanya orang kaya melihat kemiskinan.

Menurut Jeremy Seabrook, ketidaktampakan kaum miskin di Barat disebabkan mereka memiliki strategi, di antaranya adalah menyeret kaum miskin ke dalam penjara. Seorang peneliti, Barbara Ehrenreich yang pernah tinggal berbulan-bulan di Amerika, mengungkap sejumlah fenomena masyarakat miskin di sana. Selain bekerja sebagai pelayan di sebuah rumah perawatan, pemasaran, dan pencucian, ia juga melakukan telaah atas ketidaktampakan orang miskin. Ia menandaskan bahwa selain tidak mendapat perhatian serius dalam hal pekerjaan, keberadaan orang-orang miskin ternyata sudah dianggap tidak ada dalam realitas kehidupan masyarakat di sana.

Kaum miskin di Barat merupakan jiwa mati demokrasi: nonpartisan, putus sekolah, tak terdaftar, tak tercantum di kartu pemilih dan daftar pemerintah. Selain itu, mereka dianggap musuh pasar, mereka tidak dihitung dan tidak dapat menghitung. Karena tidak mendapatkan perlindungan dan keamanan dari pemerintah, akhirnya ratusan ribu kaum miskin di negara-negara kaya, baik laki-laki maupun perempuan melarikan diri dari negaranya.

Terdapat pertanyaan dalam buku ini, mengapa ada banyak orang miskin di sebuah negara yang lebih makmur ketimbang sebelumnya? Menurut Jeremy Seabrook, pasti ada sesuatu yang keliru dengan pemikiran konvensional mengenai kekayaan dan kemiskinan.

Melalui bukunya, Jeremy Seabrook menyadarkan kita bahwa untuk melawan kemiskinan bukanlah suatu 'jaring pengaman' dari pelayanan sosial model negara kesejahteraan, melainkan jaringan darah daging, kekerabatan, dan keluarga (halaman 46).